Lari, Penyelesaian yang Menyesalkan

Setiap manusia pasti pernah mengalami pengalaman “diuji oleh Sang Maha Kuasa”. Responnya pun berbeda-beda. Ada yang menerima dan ada yang masih belum melapangkan dadanya ketika menghadapi suatu masalah.

Alasan utama yang menjadi penyebab mengapa masih belum menerima masalah yang ada karena merasa nggak sanggup menyelesaikan masalah. Belum apa-apa sudah menyerah. Masih berusaha sedikit sudah berani ngomong, “Aku nggak sanggup menghadapinya.”

“Nggak mungkin aku bisa menyelesaikan masalah ini. Usaha manusia ada batasnya,” kata mereka yang suka mengeluh ketika diuji. Tapi, bukannya Tuhan memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan porsi kemampuan dalam penyelesaiannya? Mengapa masih ada saja yang mengeluh?

Tak hanya mengeluh, bahkan ada yang lari. Iya, lari. Berniat kabur dari semua kenyataan pahit yang sedang dihadapi. Macam-macam juga usaha ‘lari’nya. Mulai dari berusaha untuk melupakan masalah, hilang dari semua tanggung jawab, hingga tindakan mengakhiri hidup.

Hahaha. Dasar Pengecut!

Lari tidak akan menyelesaikan masalah. Ketika kamu memilih untuk lari dari masalah yang sedang kamu hadapi, bukannya selesai, malah semakin numpuk masalahnya. Oke, memang kamu akan lebih tenang sejenak. Tapi, selanjutnya? Apa kamu nggak merasa dihantui permasalahan yang meminta pertanggungjawabanmu untuk segera diselesaikan?

Tuhan mengujimu untuk melihat sejauh mana kamu mengeluarkan segala usahamu untuk menyelesaikan masalahmu. Tuhan tak serta-merta mengujimu tanpa melihat batas kemampuan setiap hamba-Nya. Setiap permasalahan pasti ada solusinya kok. Walaupun semua itu butuh proses yang membuatmu harus sabar menunggu.

“Hadapi permasalahan yang ada. Punya hobi tuh yang keren dikit, jangan hobi lari dari permasalahan yang ada!” (Insyani, 2017)


#Day28

#30DWC

#Jilid9

#Squad1

Tinggalkan komentar